MEMBANGUN PERADABAN
Oleh
: Dr.H.Zuhdi Zini
Ta'lim Bulanan Masjid Baitushshidqi PKP JIS
Rosulullah saw
bersabda artinya: “Tuhanku telah
mengajarkan adab kepadaku, maka ia menjadikan adabku menjadi baik “ (HR. Ibnu Hibban).
Ulama berbeda
pendapat tentang kualitas hadits ini ditinjau dari segi sanad, namun mereka
sepakat secara matan (redaksi hadits ) bahwa hadits ini baik dan mendidik. Para
pakar bahasa memberikan makna yang beragam tentang arti adab. Sebagian menerjemahkan adab adalah pendidikan, hingga hadits
itu bermakna, Tuhanku telah mendidik aku, hingga baiklah pendidikanku. Sebagian
lagi menerjemahkan kata adab dengan
akhlak mulia, perangai yang baik, sopan santun dan sebagainya. Dalam makna ini haidits
itu berarti Tuhanku telah mengajarkan aku akhlak yang mulia, hingga mulia
akhlakku, dan sebagian lagi menerjemahkan kata adab dengan peradaban, hingga hadits itu dimaknai , Tuhanku telah
mengajarkan aku peradaban yang baik, hingga baiklah peradabanku.
Dengan memahami
ketiga makna itu, dapat dipahami bahwa etika yang baik akan lahir dari
pendidikan yang baik dan peradaban yang baik terlahir dari pendidikan dan
akhlak yang baik. Setiap manusia mempunyai dua tugas utama yang mulia.
1.
Sebagai khalifah di Muka Buimi
Sebagai khalifah
manusia bertugas untuk membangun peradaban dirinya karena peradaban manusia
adalah cermin dari karakter manusia itu sendiri. Allah Swt berfirman dalam
QS.Al Baqoroh /2:30 artinya “ … Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi, mereka berkata mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
menyucikan Engkau? Tuhan berfirman , sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu
tidak ketahui.”
2.
Sebagai Pengabdi Allah atau Abdullah
Manusia
yang sanggup menjadi hamba Allah akan
mampu berkreasi sebagaimana Allah berkreasi, hingga Rasulullah saw mengajarkan, berakhlaklah kalian
sebagaimana akhlak Allah. Seseorang yang mengabdi kepada Allah mempunyai tiga
tingkatan; pertama , sebagai budak Tuhan . Pengabdian yang dilakukannya
karena takut akan kekuasaan Tuhan, baik berupa siksa atau neraka. Kedua,
sebagai pedagang , pengabdiannya kepada Tuhan karena ada keuntungan yang
diperolehnya, baik keuntungan materi atau keuntungan immateri kelak yakni pahala
dan surga, dan ketiga, sebagai kekasih Allah, pengabdian kepada Allah
semata-mata karena ingin memperoleh cinta Allah, karena mereka yakin cinta
Allah kepada hamba-Nya melebihi dari
segalanya.
Dengan dua
fungsi yang dibangun secara seimbang maka manusia akan menjadi khalifah yang
memiliki peradaban yang tinggi karena semua kreasinya merupakan personifikan
Tuhan yang termanifestasi dalam setiap karya yang dihasilkannya. Untuk
membangun peradaban yang tinggi tidak mungkin dilakukan oleh satu generasi,
tetapi harus ada usaha yang berkesinambungan dari generasi ke generasi
berikutnya. Rasulullah berpesan .. “didiklah
anak-anakmu dalam tiga hal, mencintai Nabimu, mencintai keluarga Nabi dan
membaca Alquran.” Maka sesungguhnya orang yang membaca Alquran berada dalam
naungan – Nya, bersama para Nabi dan orang-orang suci. Untuk menjaga peradaban
mulia adalah dengan”membangun cinta dan mengamalkan Alquran”. Cinta yang baik
adalah apabila yang dicintai itu yang
terbaik. Manusia mulia yang wajib dicintai agar
terbangun peradaban tinggi dan mulia adalah Nabi Muhammad saw dan
keluarganya. Dengan mencintai mereka akan lahir cinta sejati kepada sesama
karena hanya dengan cinta, cinta itu akan terwujud. Allah telah menjamin Nabi
Muhammad saw dan keluarganya sebagai manusia suci yang dapat dicintai dan
diteladani. Allah berfirman….”Sesungguhnya
Allah hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih – bersihnya.” ( QS Al Ahzab/33:33 ).
Pondasi utama
membangun peradaban adalah dengan mencintai Rasulullah saw dan keluarganya.
Kebencian kepada Rasulullah saw dan keluarganya dan kepada orang-orang yang
mencinta mereka akan melahirkan peradaban yang merusak , kejam dan sadis. Cinta
hanya dapat terwujud kokoh dengan cinta itu sendiri.
Pondasi kedua
untuk membangun peradaban yang tinggi adalah dengan mempelajari, memahami dan
mengamalkan Alquran. Karena Alquran adalah cermin dari sebuah peradaban yang
tinggi. Saat Sayyidah Aisyah, ummul Mukminin ditanya tentang akhlak Rasulullah
saw, beliau menjawab, akhlak Rasulullah adalah Alquran. Pendek kata ,
Rasulullah saw adalah Alquran berjalan dan itulah peradaban tertinggi di dunia
ini. Peradaban harus selalu dijaga dan dipelihara dengan cara melakukan
transpormasi ilmiah kepada anak-anak sebagai pewaris sebuah peradaban.
Rasulullah saw bersabda , …. “Didiklah
anak-anakmu dengan pendidikan yang baik.”
Dengan demikian
peradaban yang tinggi bukan hanya kenangan masa lalu dan bukan pula mimpi di masa
depan. Peradaban adalah akulturasi kerja keras yang dilandasi oleh cinta dan
kasih sayang. Peradaban sesungguhnya adalah cerminan dari asma Allah yang Maha
Tinggi. Wallahu a’lam.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar