Kamis, 26 Juni 2008

Ujian Praktek Pembawa Berita




Ujian Praktek Pembawa Berita,
pelajaran Bahasa Indonesia
di Studio MTs PKP Jakarta Islamic School,
Mei 2008

16 komentar:

  1. dewi
    81



    PUISI persahabatan



    Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
    Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

    Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
    Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.


    Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

    Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.


    Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

    Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
    Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
    Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
    Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
    Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
    Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
    Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

    BalasHapus
  2. puisi... PUISI PATAH HATI

    katamu kau bosan, dan minta aku melepaskanmu.
    bagaimana aku bisa, sedangkan aku tak pernah mengikatmu
    katamu lagi kau lelah, berhentilah mengikuti...
    kataku ; aku tak mengikutimu. aku terseret pesonamu

    sekali lagi kau meminta maaf dan menangis dalam helaan nafas yang sama
    helaan nafas yang menghentikan detak jantungku.

    katamu kamu harus pergi, dan kita akan berpisah
    janjimu, kita tak akan pernah bertemu lagi.
    dan janjimu itu kau tepati.

    sayangnya kau lupa...
    aromamu, senyummu, mesramu, manjamu, kenangannya masih tertinggal
    menggangguku dari waktu ke waktu
    mengiris-iris kewarasanku

    .........lady diana .....

    pantun..


    Jalan-jalan ke pinggir empang
    nemu sendok dipinggir empang
    hati siapa tak bimbang
    situ botak minta dikepang

    Buah kedondong Buah atep
    Dulu bencong sekarang tetepp

    Buah semangka buah duren
    Nggak nyangka gue keren

    Buah semangka buah manggis
    Nggak nyangka gue manis

    Buah apel di air payau
    Nggak level layauuuuuuu.....

    Pohon kelapa, Pohon durian,
    Pohon Cemara, Pohon Palem
    Pohonnya tinggi-tinggi Bo!

    Buah Nanas, Buah bengkoang
    Buah jambu, Buah kedondong
    Ngerujak dooooooooonggggggg...

    Ada padi, Ada jagung
    Ada singkong, Ada pepaya
    Panen ni yeeeeeeeeeeeee!


    BalasHapus
  3. GADIS KECIL ITU SUDAH DEWASA

    GADIS kecil itu, Indah namanya, sudah dewasa. Pada suatu gerimis, yang tak juga menua, ia bertemu dengan penyair yang dulu pernah menuliskannya dalam sajak bersama gerimis yang sama.

    "Saya gadis kecil yang diseberangkan gerimis itu, Pak Penyair," kata Indah.

    "Kamu?"

    "Ya. Aku sudah bersuami, dan punya anak tiga..."

    Ingin sekali Pak Penyair itu bertanya, apakah gadis yang kini dewasa itu bahagia, mana dulu tangis yang ia kibaskan dengan tangan kanan, dan mana payung yang ia pegang dengan tangan kiri. Tapi, ia tidak bertanya, justru ia yang ditanya.

    "Gerimis-gerimis begini Pak Penyair mau kemana?"

    "Ah, di usia begini susah sekali menyeberangi Jakarta."

    "Oh, Pak Penyair mau menyeberangi gerimis ini?" Pak Penyair mengangguk.

    Maka, di gerimis yang sama dengan gerimis yang dulu ia sajakkan, Pak Penyair diseberangkan oleh si Gadis yang dulu ada dalam sajaknya yang kini sudah dewasa itu.

    Sayangnya, tak ada yang menyajakkan peristiwa itu. Sayang...

    BalasHapus
  4. Kepergianmu




    Air matamu mengiris hatiku halus
    kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
    terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
    nafasmu yang mengalir dalam nafasku

    Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
    terasa getaran menyatu diujung jari-jari
    tak kuasa menahan gejolak kasih
    limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

    Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
    telah terpatri janji pada kedalaman nurani
    akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
    meski kekuatan malam hendak meragas

    BalasHapus
  5. miya
    81

    Sahabat
    Dulu kita dapat tertawa bersama
    Tak ada hal yang disembunyikan dari tatapan mata kita

    Ku tau dirimu
    Seperti dirimu mengenal diriku

    Kita telah mengukir cerita indah tuk dikenang
    Kemarin saat kenangan itu terukir
    Hari ini saat kita mengulang ceritanya
    Esok ketika kita tersenyum ketika mengenangnya..

    Ku tak ingin melihatmu berharap lebih
    Karena kau adalah SAHABAT ku
    Berbagi tawa
    air mata
    amarah..

    BalasHapus
  6. Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
    saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
    kepada buah hatimu
    Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
    hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

    Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
    seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
    coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
    kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
    merasuki tulang-tulang tuamu.

    Adakah aku akan melihat orang tuaku
    sebahagia lantunan nyanyian hatimu
    yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
    aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
    yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
    aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
    yang tak sanggup menahan keharuan
    menuntut jalan keluar,
    mungkin hendak berteman dengan air matamu
    DeKalb, June 10, 1999

    BalasHapus

  7. Tanpa Judul


    Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
    untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
    hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
    getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
    getaran itu melemah dan berhenti
    seperti denyut nadi anak-anak ingusan
    tak terdengar mereka oleh gesekan angin

    Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
    maka bangsaku hendak menggunakannya pula
    mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
    mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
    aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
    tersebar ke seluruh tubuh
    berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

    Maaf jika hidupku adalah demokrasi
    nampaknya ia tak punya judul lagi
    kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
    seperti jiwa Chairil Anwar
    namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
    yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
    the object of my affection telah mati
    bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur

    BalasHapus
  8. Dengan puisi,,,

    Dengan puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti
    Dengan puisi aku bercinta berbatas cakrawala

    Dengan puisi aku mengenang keabadian yang akan datang
    Dengan puisi aku menangis jarum waktu bila kejar mengiri

    Dengan puisi aku memutih nafas jalan yang busuk
    Dengan puisi aku berdoa perkenankanlah kiranya

    BalasHapus
  9. Di tepi kali saya menyinggah
    Menghilang penat menahan jerat
    Orang tua jangan disanggah
    Agar selamat dunia akhirat

    Tumbuh merata pohon tebu
    Pergi ke pasar membeli daging
    Banyak harta miskin ilmu
    Bagai rumah tidak berdinding

    Pinang muda dibelah dua
    Anak burung mati diranggah
    Dari muda sampai ke tua
    Ajaran baik jangan diubah

    BalasHapus
  10. WAKTU



    Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
    Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

    Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
    Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

    Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
    Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


    Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

    Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
    Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

    Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

    BalasHapus
  11. Daun ilalang pucuknya mati
    Buah pisang berwarna hitam
    Pantun dikarang penghibur hati
    Turut kembangkan budaya Etam

    BalasHapus
  12. _PUISI:Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
    Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.





    PANTUN:Orang kaya banyak berharta
    Ke Sumatra setiap tahun
    Bismillah saya membuka kata
    Berseni sastra membuat pantun
    *
    Daun ilalang pucuknya mati
    Buah pisang berwarna hitam
    Pantun dikarang penghibur hati
    Turut kembangkan budaya Etam
    *
    Daun ilalang taruh di topi
    Daun Kurma ditambah lagi
    Pantun kukarang di malam sepi
    Kala purnama telah meninggi
    *
    Ambil paku di Kota Raja
    Di Kota Raja mendapat intan
    Wahai saudaraku di mana saja
    Pantun kukarang untuk kalian

    BalasHapus
  13. WAKTU



    Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
    Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

    Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
    Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

    Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
    Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


    Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

    Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
    Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

    Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

    BalasHapus
  14. WAKTU



    Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
    Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

    Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
    Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

    Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
    Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


    Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

    Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
    Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

    Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

    BalasHapus
  15. January 31st, 2009 by anitasweet
    Terkadang Masa lalu menjadi sebuah kenangan

    Terkadang sebuah kenangan menjadi penantian

    Entahlah..entahlah…

    Dalam hatiku berkecamuk rasa tak menentiu

    Dicintai salah…mencintaipun juga salah

    Terkadang ingin bebas lepas terhempas

    Dimana tidak ada penderitaan

    Bebas berlari tertawa dan bernyanyi sesuka hati

    Tapi duniaku penuh dengan penyesalan…

    Tetesan air mata dan misteri akan kekejaman

    Tempat dimana bertemu dengan orang tercinta

    Dia meninggalkanku dengan dendam yang terpendam

    Ada rahasia dibalik kehidupannya yang tak pernah kutahu

    Perlahan diriku menyadari akan sebuah kemunafikan

    Oh,,Tuhann sungguh kecewa diriku…
    Kecewa…kecewa… akan cinta…

    BalasHapus
  16. Pantun Cinta


    Perit jerih mencengkam jiwa,
    Hati rapuh siapa yang tahu;
    Apakah benar cinta itu buta,
    Sudah segan mati tak mahu.

    Gurindam jiwa pengubat rindu,
    Irama gamelan pembuka kata;
    Hati merana bagaikan hempedu,
    Bila berduka sakitnya jiwa.

    Cinta pertama cinta sejati,
    Ikatan naluri tandanya suci;
    Jika benar cinta tak berganti,
    Mengapa ada yang terus disakiti?

    Cinta ikhlas sememangnya indah,
    Idaman hati setiap manusia;
    Jika benar selalu bergundah,
    Mengapa harus lahirnya cinta?

    Hati kebal menahan pedih,
    Sakit jiwa mengenang akal;
    Orang bercinta selalu bersedih,
    Untuk kekal betul ke terkial-kial?

    Jiwa tenang mengenang budi,
    Menjunjung kasih bersimpul mati;
    Sudah terluka di lubuk hati,
    Takkan dilupa biar dah pergi.

    Ombak dan duri sebagai penghalang,
    Melayani cinta ditinggal pergi;
    Takkan dibiar takkan terulang,
    Hanya berserah pada Illahi.

    Anggapan kecundang hati berkecai,
    Naluri bertapa menyentuh jiwa;
    Takkan gundah takkan berderai,
    Selagi jiwa teguh bersama.

    Jiwa rapuh kerana cinta,
    Tetap tersentuh melayan masa;
    Ku tertanya entah mengapa,
    Benarkah cinta selalu diperdaya?

    Ku berkata ku bertanya,
    Tiada langsung kena mengena,
    Sekadar pantun penghibur jiwa,
    Buat semua yang kemaruk bercinta... ;-)

    BalasHapus

Postingan Populer