Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi. Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu. Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu? Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu! Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu. Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan. Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
katamu kau bosan, dan minta aku melepaskanmu. bagaimana aku bisa, sedangkan aku tak pernah mengikatmu katamu lagi kau lelah, berhentilah mengikuti... kataku ; aku tak mengikutimu. aku terseret pesonamu
sekali lagi kau meminta maaf dan menangis dalam helaan nafas yang sama helaan nafas yang menghentikan detak jantungku.
katamu kamu harus pergi, dan kita akan berpisah janjimu, kita tak akan pernah bertemu lagi. dan janjimu itu kau tepati.
sayangnya kau lupa... aromamu, senyummu, mesramu, manjamu, kenangannya masih tertinggal menggangguku dari waktu ke waktu mengiris-iris kewarasanku
.........lady diana .....
pantun..
Jalan-jalan ke pinggir empang nemu sendok dipinggir empang hati siapa tak bimbang situ botak minta dikepang
Buah kedondong Buah atep Dulu bencong sekarang tetepp
Buah semangka buah duren Nggak nyangka gue keren
Buah semangka buah manggis Nggak nyangka gue manis
Buah apel di air payau Nggak level layauuuuuuu.....
Pohon kelapa, Pohon durian, Pohon Cemara, Pohon Palem Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Buah Nanas, Buah bengkoang Buah jambu, Buah kedondong Ngerujak dooooooooonggggggg...
Ada padi, Ada jagung Ada singkong, Ada pepaya Panen ni yeeeeeeeeeeeee!
GADIS kecil itu, Indah namanya, sudah dewasa. Pada suatu gerimis, yang tak juga menua, ia bertemu dengan penyair yang dulu pernah menuliskannya dalam sajak bersama gerimis yang sama.
"Saya gadis kecil yang diseberangkan gerimis itu, Pak Penyair," kata Indah.
"Kamu?"
"Ya. Aku sudah bersuami, dan punya anak tiga..."
Ingin sekali Pak Penyair itu bertanya, apakah gadis yang kini dewasa itu bahagia, mana dulu tangis yang ia kibaskan dengan tangan kanan, dan mana payung yang ia pegang dengan tangan kiri. Tapi, ia tidak bertanya, justru ia yang ditanya.
"Gerimis-gerimis begini Pak Penyair mau kemana?"
"Ah, di usia begini susah sekali menyeberangi Jakarta."
"Oh, Pak Penyair mau menyeberangi gerimis ini?" Pak Penyair mengangguk.
Maka, di gerimis yang sama dengan gerimis yang dulu ia sajakkan, Pak Penyair diseberangkan oleh si Gadis yang dulu ada dalam sajaknya yang kini sudah dewasa itu.
Sayangnya, tak ada yang menyajakkan peristiwa itu. Sayang...
Air matamu mengiris hatiku halus kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam terasa getaran menyatu diujung jari-jari tak kuasa menahan gejolak kasih limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu telah terpatri janji pada kedalaman nurani akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita meski kekuatan malam hendak meragas
Sahabat Dulu kita dapat tertawa bersama Tak ada hal yang disembunyikan dari tatapan mata kita
Ku tau dirimu Seperti dirimu mengenal diriku
Kita telah mengukir cerita indah tuk dikenang Kemarin saat kenangan itu terukir Hari ini saat kita mengulang ceritanya Esok ketika kita tersenyum ketika mengenangnya..
Ku tak ingin melihatmu berharap lebih Karena kau adalah SAHABAT ku Berbagi tawa air mata amarah..
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu saat kau membacakan baris-baris kasih sayang kepada buah hatimu Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku sebahagia lantunan nyanyian hatimu yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia? aku merenung menggores bayangan butiran air matamu yang terdorong keluar oleh kebahagiaan aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku yang tak sanggup menahan keharuan menuntut jalan keluar, mungkin hendak berteman dengan air matamu DeKalb, June 10, 1999
Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin .... getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan getaran itu melemah dan berhenti seperti denyut nadi anak-anak ingusan tak terdengar mereka oleh gesekan angin
Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa maka bangsaku hendak menggunakannya pula mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai tersebar ke seluruh tubuh berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel
Maaf jika hidupku adalah demokrasi nampaknya ia tak punya judul lagi kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup seperti jiwa Chairil Anwar namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian yang mendorongku untuk mengakhiri hidup the object of my affection telah mati bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?…. Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim. Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi, Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya? Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
_PUISI:Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim. Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
PANTUN:Orang kaya banyak berharta Ke Sumatra setiap tahun Bismillah saya membuka kata Berseni sastra membuat pantun * Daun ilalang pucuknya mati Buah pisang berwarna hitam Pantun dikarang penghibur hati Turut kembangkan budaya Etam * Daun ilalang taruh di topi Daun Kurma ditambah lagi Pantun kukarang di malam sepi Kala purnama telah meninggi * Ambil paku di Kota Raja Di Kota Raja mendapat intan Wahai saudaraku di mana saja Pantun kukarang untuk kalian
Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?…. Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim. Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi, Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya? Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?…. Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim. Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi, Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya? Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
dewi
BalasHapus81
PUISI persahabatan
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
puisi... PUISI PATAH HATI
BalasHapuskatamu kau bosan, dan minta aku melepaskanmu.
bagaimana aku bisa, sedangkan aku tak pernah mengikatmu
katamu lagi kau lelah, berhentilah mengikuti...
kataku ; aku tak mengikutimu. aku terseret pesonamu
sekali lagi kau meminta maaf dan menangis dalam helaan nafas yang sama
helaan nafas yang menghentikan detak jantungku.
katamu kamu harus pergi, dan kita akan berpisah
janjimu, kita tak akan pernah bertemu lagi.
dan janjimu itu kau tepati.
sayangnya kau lupa...
aromamu, senyummu, mesramu, manjamu, kenangannya masih tertinggal
menggangguku dari waktu ke waktu
mengiris-iris kewarasanku
.........lady diana .....
pantun..
Jalan-jalan ke pinggir empang
nemu sendok dipinggir empang
hati siapa tak bimbang
situ botak minta dikepang
Buah kedondong Buah atep
Dulu bencong sekarang tetepp
Buah semangka buah duren
Nggak nyangka gue keren
Buah semangka buah manggis
Nggak nyangka gue manis
Buah apel di air payau
Nggak level layauuuuuuu.....
Pohon kelapa, Pohon durian,
Pohon Cemara, Pohon Palem
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Buah Nanas, Buah bengkoang
Buah jambu, Buah kedondong
Ngerujak dooooooooonggggggg...
Ada padi, Ada jagung
Ada singkong, Ada pepaya
Panen ni yeeeeeeeeeeeee!
GADIS KECIL ITU SUDAH DEWASA
BalasHapusGADIS kecil itu, Indah namanya, sudah dewasa. Pada suatu gerimis, yang tak juga menua, ia bertemu dengan penyair yang dulu pernah menuliskannya dalam sajak bersama gerimis yang sama.
"Saya gadis kecil yang diseberangkan gerimis itu, Pak Penyair," kata Indah.
"Kamu?"
"Ya. Aku sudah bersuami, dan punya anak tiga..."
Ingin sekali Pak Penyair itu bertanya, apakah gadis yang kini dewasa itu bahagia, mana dulu tangis yang ia kibaskan dengan tangan kanan, dan mana payung yang ia pegang dengan tangan kiri. Tapi, ia tidak bertanya, justru ia yang ditanya.
"Gerimis-gerimis begini Pak Penyair mau kemana?"
"Ah, di usia begini susah sekali menyeberangi Jakarta."
"Oh, Pak Penyair mau menyeberangi gerimis ini?" Pak Penyair mengangguk.
Maka, di gerimis yang sama dengan gerimis yang dulu ia sajakkan, Pak Penyair diseberangkan oleh si Gadis yang dulu ada dalam sajaknya yang kini sudah dewasa itu.
Sayangnya, tak ada yang menyajakkan peristiwa itu. Sayang...
Kepergianmu
BalasHapusAir matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
miya
BalasHapus81
Sahabat
Dulu kita dapat tertawa bersama
Tak ada hal yang disembunyikan dari tatapan mata kita
Ku tau dirimu
Seperti dirimu mengenal diriku
Kita telah mengukir cerita indah tuk dikenang
Kemarin saat kenangan itu terukir
Hari ini saat kita mengulang ceritanya
Esok ketika kita tersenyum ketika mengenangnya..
Ku tak ingin melihatmu berharap lebih
Karena kau adalah SAHABAT ku
Berbagi tawa
air mata
amarah..
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
BalasHapussaat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
DeKalb, June 10, 1999
BalasHapusTanpa Judul
Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin
Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel
Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
Dengan puisi,,,
BalasHapusDengan puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis jarum waktu bila kejar mengiri
Dengan puisi aku memutih nafas jalan yang busuk
Dengan puisi aku berdoa perkenankanlah kiranya
Di tepi kali saya menyinggah
BalasHapusMenghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
WAKTU
BalasHapusDan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
Daun ilalang pucuknya mati
BalasHapusBuah pisang berwarna hitam
Pantun dikarang penghibur hati
Turut kembangkan budaya Etam
_PUISI:Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
BalasHapusSuatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
PANTUN:Orang kaya banyak berharta
Ke Sumatra setiap tahun
Bismillah saya membuka kata
Berseni sastra membuat pantun
*
Daun ilalang pucuknya mati
Buah pisang berwarna hitam
Pantun dikarang penghibur hati
Turut kembangkan budaya Etam
*
Daun ilalang taruh di topi
Daun Kurma ditambah lagi
Pantun kukarang di malam sepi
Kala purnama telah meninggi
*
Ambil paku di Kota Raja
Di Kota Raja mendapat intan
Wahai saudaraku di mana saja
Pantun kukarang untuk kalian
WAKTU
BalasHapusDan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
WAKTU
BalasHapusDan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
January 31st, 2009 by anitasweet
BalasHapusTerkadang Masa lalu menjadi sebuah kenangan
Terkadang sebuah kenangan menjadi penantian
Entahlah..entahlah…
Dalam hatiku berkecamuk rasa tak menentiu
Dicintai salah…mencintaipun juga salah
Terkadang ingin bebas lepas terhempas
Dimana tidak ada penderitaan
Bebas berlari tertawa dan bernyanyi sesuka hati
Tapi duniaku penuh dengan penyesalan…
Tetesan air mata dan misteri akan kekejaman
Tempat dimana bertemu dengan orang tercinta
Dia meninggalkanku dengan dendam yang terpendam
Ada rahasia dibalik kehidupannya yang tak pernah kutahu
Perlahan diriku menyadari akan sebuah kemunafikan
Oh,,Tuhann sungguh kecewa diriku…
Kecewa…kecewa… akan cinta…
Pantun Cinta
BalasHapusPerit jerih mencengkam jiwa,
Hati rapuh siapa yang tahu;
Apakah benar cinta itu buta,
Sudah segan mati tak mahu.
Gurindam jiwa pengubat rindu,
Irama gamelan pembuka kata;
Hati merana bagaikan hempedu,
Bila berduka sakitnya jiwa.
Cinta pertama cinta sejati,
Ikatan naluri tandanya suci;
Jika benar cinta tak berganti,
Mengapa ada yang terus disakiti?
Cinta ikhlas sememangnya indah,
Idaman hati setiap manusia;
Jika benar selalu bergundah,
Mengapa harus lahirnya cinta?
Hati kebal menahan pedih,
Sakit jiwa mengenang akal;
Orang bercinta selalu bersedih,
Untuk kekal betul ke terkial-kial?
Jiwa tenang mengenang budi,
Menjunjung kasih bersimpul mati;
Sudah terluka di lubuk hati,
Takkan dilupa biar dah pergi.
Ombak dan duri sebagai penghalang,
Melayani cinta ditinggal pergi;
Takkan dibiar takkan terulang,
Hanya berserah pada Illahi.
Anggapan kecundang hati berkecai,
Naluri bertapa menyentuh jiwa;
Takkan gundah takkan berderai,
Selagi jiwa teguh bersama.
Jiwa rapuh kerana cinta,
Tetap tersentuh melayan masa;
Ku tertanya entah mengapa,
Benarkah cinta selalu diperdaya?
Ku berkata ku bertanya,
Tiada langsung kena mengena,
Sekadar pantun penghibur jiwa,
Buat semua yang kemaruk bercinta... ;-)