Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Postingan Populer
-
Langkah kakimu melangkah beranjak Bekali pelindung diri saat mentari belum nampak Menatap mereka yang terbaring, menghampiri Lambai...
-
Formulir : Rp 165.000 Uang pangkal : Rp 4.500.000 Biaya perlengkapan : 2.437.000 SPP Juli 2019 : 420.000 Total : Rp 9.087.000
-
sabar ya....nanti jam 10 baru diupload
-
Penyelenggaraan MTQ Nasional ke V Tahun 1972 di Jakarta yang berlangsung sukses, telah mencetuskan gagasan monumental tentang pendi...
-
Aksi pengolok-olokan, penghinaan atau pelecehan lewat internet ( cyberbullying ) tak bisa dipandang sebelah mata. Dampak yang terjadi pad...
-
Berbagai macam lomba dan kreasi siswa yang diselenggarakan OSIS MTs PKP Lomba cabang olahraga futsal antar kelas Petugas OSIS memimpin kegia...
bu atjih itu baik dalam mengajar anak-anak nya
BalasHapusmudahan ibu seat selala
BalasHapusDitulis oleh Pinto Asmoro Basuki
BalasHapusThursday, 17 May 2007
Ada Bagong
Udele bodong
Kong kali kong
Siapa yang bohong
Dyah Srikandi
Pemanah sejati
Katanya birokrasi
Kok bikin kita mati
Bambang Arjuna
Sang lelaki dunia
Kalau harga mengangkasa
Siapa salah pula
Jantannya Bima
Lambang sang perkasa
Makan saja tak berpunya
Mesti minta pada siapa
Putihnya Yudhistira
Sucinya tiada terkira
Ku hanya bisa pasrah jiwa
Di hadap Sang Kuasa
Petaka Rahwana
Sumber segala angkara
Begitulah nasib kita
Bila negara jadi rencahan Dasamuka
Kala para pengkotbah menyuarakan seruan-seruan,
BalasHapusKala waktu terus berlalu,
Kala aku berjalan dalam kehidupan seorang gadis
lelah jiwa menuntut penat,
mencari sebuah tempat peristirahatan
mencari sebuah sarang hangat bersaput selimut
Kala mentari tak terlihat seperti mentari
Kala awan menghilang dari langit terang
lelah jiwa itu menuntut penat
gadis itu lelah, selelah jiwanya mencari jawaban sebuah harapan
gadis itu terdiam menyusuri kepenatan jiwanya
aku berjalan dalam kelelahan jiwa,
bernaung dalam diri sang gadis yang lelah.
Mengunggu mata sang jiwa kembali terbuka dan memandang
mentari sebgai mentari.