Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Other |
Author: | Andrea Hirata |
Laskar Pelangi sesungguhnya adalah wajah kehidupan sebagian besar anak-anak Indonesia di era tahun 70 – 80’an, atau bahkan saat ini. Hidup prihatin, itu bagi kacamata orang dewasa yang mapan, dan menjadi ”emangnya gue pikirin” dan ”enjoy-enjoy saja” bagi anak-anak. Yang penting bermain dan bergembira, makan seadanya, kalau lelah tidur. Beres deh!. Walaupun pengalaman Andrea lebih spektakuler karena dia hidup di pulau yang keras namun indah : Pulau Belitong. Saya bayangkan betapa penghuni pulau tersebut kadang ”merasa sendirian” bila berjalan memutari pulau Belitong yang dikelilingi oleh lautan luas! Namun si Ikal and his gang-nya memanfaatkan kondisi lingkungan ini dengan penuh keceriaan dan syukur (yang awalnya mungkin suatu bentuk kepasrahan dari kondisi keseharian yang selalu dihadapi), yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya. Andrea menggambarkan bagaimana kondisi pendidikan dari yayasan Muhammadiyah dengan sangat menyentuh. Ibu guru Muslimah yang mempunyai semangat tinggi mendorong siswa-siswanya agar menjadi seorang yang ”berhasil” dengan semangat tanpa tanda jasa (mengingatkan saya akan Bapak saya, baik sebagai seorang pendidik ataupun sebagai orang Muhammadiyah yang juga terlibat dalam yayasan pendidikan Muhammadiyah dan bersemangat ’45, tak jauh berbeda dengan Pak Harfan dan Bu Muslimah).
Dalam Laskar Pelangi kita diajak oleh Ikal untuk bertualang bersama anggota Laskar Pelangi yang lain : Lintang, Trapani, Mahar, Borek, Kucai, Sahara, A Kiong, Syahdan, dan Harun. Sepuluh anak. Memenuhi syarat agar SD Muhammadiyah Belitong masih tetap ada! Dalam Laskar Pelangi ini Ikal berkenalan dengan A Ling, kekasih platonisnya, yang selalu menyemangati hidup Ikal hingga dalam buku Edensor (mungkin hingga sekarang).
Seputar kehidupan PN (sebutan untuk Perusahaan Negara Timah Belitong) dikupas tuntas sesuai kaca mata Ikal yang terang benderang dengan metafora-metafora-nya yang pede habis.
Kehidupan sebagai anak pegawai rendahan PN, anak laut, siswa yang belajar di bawah gedung sekolah reyot (namun dinaungi oleh pohon filicium yang rindang dan merupakan satu komunitas yang dipenuhi oleh keceriaan hidup berbagai makhluk), bermain di saat hujan, perlombaan antar sekolah, dan euforia kemenangan khas anak-anak, memenuhi cerita ceria Ikal di masa anak-anak (SD) hingga menjelang remaja (SMP). Di Bab akhir Laskar Pelangi, Ikal bercerita tentang duabelas tahun kemudian setelah lulus SMP, dan bagaimana potret kesepuluh pasukan Laskar Pelangi di saat itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar